MOMENTUM, Bandarlampung--Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona atau covid-19.

Mulai dari penerapan protokoler kesehatan yang ketat: rajin mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak dan mengenakan masker ketika keluar rumah.

Hingga menjaga kebugaran tubuh dengan rajin berolahraga, makan-makanan bergizi seimbang, dan juga selalu bahagia.

Tidak hanya itu, sebagian orang punya caranya tersendiri, untuk memperkuat benteng pertahanan tubuhnya dari virus corona.

Seperti yang rajin dilakukan oleh Rahmat Mirzani Djausal. Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi Lampung itu rajin istinsyaq.

Istinsyaq adalah salah satu sunnah dalam berwudhu, yakni menghisap air dalam-dalam sampai ke pangkal hidung.

Kemudian air yang masuk ke dalam hidung tersebut, dikeluarkan dengan kuat atau istilahnya istintsar.

Pria yang akrab disapa Mirza itu menjelaskan, ada beberapa jalur masuknya virus ke dalam tubuh.

Namun umumnya, berbagai virus masuk melalui saluran pernafasan, hidung dan mulut.

"Kalau virus itu masuk lewat hidung, dia akan bertahan dirongga hidung selama empat jam. Sebelum masuk ke tenggorokan. Begitu juga kalau virus itu masuk lewat mulut, juga bertahan empat jam sebelum masuk lebih dalam," jelas Mirza, Selasa (26-1-2021).

Dengan berkumur dan istinsyaq, diyakininya dapat menghempaskan virus yang masih menempel di rongga mulut dan hidung.

Soal berkumur, sudah menjadi kebiasaan masyarakat pada umumnya. Namun untuk istinsyaq, banyak masyarakat yang belum terbiasa.

"Padahal ini sangat bermanfaat, apalagi ketika pandemi seperti sekarang," ujarnya.

Sekretaris Komisi V DPRD Lampung itu rajin istinsyaq. Minimal lima kali dalam sehari, ketika berwudhu ketika hendak salat lima waktu.

Legislator asal daerah pemilihan Kota Bandarlampung itu berharap, Indonesia segera terbebas dari pandemi.

Untuk itu, bagi segenap kaum muslim dia mengajak untuk senantiasa dawam atau menjaga wudhu.

"Intinya jaga wudhu. Kalau wudhu terjaga, kebersihan kita terjaga. Mudah-mudahan bebas dari corona," ungkapnya.(**)

Laporan/Editor: Agung Chandra Widi