Disdag Evaluasi Sistem Resi Gudang

Tanggal 10 Jul 2018 - Laporan - 865 Views
Sosialisasi Pasar Lelan dan Sistem Redi Gudang. Foto. Ira.

Harianmomentum.com--Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Lampung menyosialisasikan pasar lelang dan mengevaluasi penerapan Sistem Resi Gudang (SRG) di enam kabupaten.

 

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Lampung Ferynia  mengatakan, pembangunan gudang dalam program SRG di Lampung telah dimulai sejak  2011 hingga 2016, sehingga perlu dievaluasi secara bersama antara stakeholder dan mitra.

 

"Dengan begitu diharapkan dapat mendongkrak komoditas pertanian sebagai pemasok utama bagi DKI, Pulau Jawa, menjadi lebih efisien, maju dan berkembang lebih baik dari Provinsi Lampung," ujar Ferynia saat membuka Sosialisasi Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang di Yunna Hotel, Selasa, 10 Juli 2018.

 

Ferynia menuturkan, sosialisasi saat ini tidak perlu dibahas secara detail, tetapi menjadi tugas seluruh Dinas Perdagangan kabupaten/kota maupun stakeholder dalam berupaya mengevaluasi untuk kemajuan pemanfaat program SRG.

 

Lampung dikenal sebagai penghasil komoditas pertanian, termasuk kopi robusta yang dikenal dunia.

 

Dia mengungkapkan, program SRG yang dibangun sejak 2011 ini terdapat di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, Tulangbawang, Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat serta Pesisir Barat. "Saat ini ada 7 gudang dalam program SRG ini," kata Ferynia.

 

Menurut dia, kerjasama dengan pihak terkait masih belum berjalan maksimal. Pasalnya, sertifikasi gudang belum selesai, belum ada sarana penunjang dalam SRG serta belum dianggarkan pada APBD pemerintah kabupaten.

 

"Hal ini yang harus kita dorong buat maju secara bersama, karena masalah tersebut tidak bisa kita biarkan," tuturnya.

 

Menurut Ferynia, sudah saatnya ada upaya konkrit melakukan terobosan, karna masyarakat harus bangga dengan slogan Lampung merupakan penghasil komoditas hasil pertanian yang cukup baik dan diandalkan bagi provinsi lain.

 

Untuk itu, lanjut dia, efisiensi perdagangan di Lampung akan semakin baik jika didukung dengan tertatanya sistem pembiayaan perdagangan yang dapat diakses oleh setiap pelaku usaha terutama usaha kecil dan menengah.

 

"SRG adalah instrumen penting dan efektif dalam sistem pembiayaan perdagangan, juga sebagai strategi alternatif untuk stabilisasi harga komoditas," katanya.

 

Di era perdagangan bebas, SRG diperlukan dalam membentuk petani menjadi petani usaha sekaligus petani mandiri.

 

Sementara Ketua Panita sosialisasi pasar lelang dan SRG Andrian Syarif menambahkan, kegiatan ini merupakan upaya dalam meningkatkan pemahaman para pengusaha, petani, pedagang dan pengepul tentang pasar lelang maupun SRG.

 

Kegiatan SRG, kata Andrian Syarif, telah tertuang dalam UU Nomor 9 tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang, sebagai acuan dasar pelaksanaan DIPA satuan kerja maupun surat keputusan satker tentang penaggung jawab SRG.

 

"Kita berharap seluruh peserta dari Kabupaten se Provinsi Lampung, pengelola, Gapoktan, para pelaku usaha, petani, koperasi dan stakeholder mampu menyamakan pemahaman dalam mewujudkan program SRG yang lebih baik," katanya. (ira).

 

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Pabrik Gula SGN, Sudah Siap Memulai Giling 20 ...

MOMENTUM, Surabaya--Stok gula konsumsi nasional dalam waktu dekat ...


Sheraton Lampung Hadirkan Konsep 'All Inclusi ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Sheraton Lampung Hotel merupakan satu-sa ...


50 Pembatik Lampung Mengikuti Sertifikasi Kom ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Sebanyak 50 orang pembatik mengikuti Ser ...


Dukung Transisi Energi, Pertagas Jalin Kerja ...

MOMENTUM, Jakarta -- PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Pertamina ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com