Harianmomentum.com--Kisruh angkutan batubara yang melintas di wilayah Kabupaten Waykanan, masih berlanjut.  Sejumlah pemuda menghentikan truk pengangkut batubara karena tidak mematuhi kesepakatan.

Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Waykanan Herman mendukung lagkah yang dilakukan sejumlah pemuda di derahnya, menghentikan truk pengangkut batubara yang melintas di wilayah itu.

Aksi para pemuda itu dinilai sebagai wujud peduli terhadap daerahnya. Truk pengangkut batubara dinilai menjadi penyebab rusaknya jalan dan jembatan di Waykanan.

"Tindakan pemuda itu bukan aksi premanisme. Tetapi mereka bergerak karena peduli dengan kondisi jalan dan jembatan di Waykanan," ujar Herman di dampingi Ketua Pemuda Pancasila Kecamatan Baradatu Efan di kediamannya, Senin (22/10/18).

Sepanjang pengusaha angkutan batubara memahami dan menaati kesepakatan yang sudah dibuat beberapa waktu yang lalu, menurut dia, tidak ada alasan bagi para pemuda tersebut menghentikan lajut kendaraan angkutan batubara.

Selama ini pengusaha angkutan batubara seolah-olah kebal hukum dan tidak lagi mengindahkan kesepakatan yang telah dibuat bersama.

Kesepakatan itu antara lain, angkutan batubara dilarang melintas di jalan lintas tengah Sumatera di wilayah Kabupaten Waykanan pada siang hari. "Ternyata, mereka tetap melintas tidak kenal waktu, pagi, siang, sore mereka jalan," katanya.

Selain itu, pengusaha batubara juga tidak mengindahkan batasan maksimal angkutan truk sebesar 25 ton.

Kesepatan lain yang juga tidak dipatuhi, kata Efan, angkutan batubara tidak boleh beriringan lebih dari tiga truk. Kenapa? Karena hal ini bisa mengganggu pengendara lain yang melintas. 

Menurut Efan, akibat angkutan batubara yang melebihi batas muatan, kini jalan jalan dan jembatan yang ada di sepanjang Jalan Tanjung di Kabupaten Waykanan, banyak rusak. "Aspalnya banyak menggulung. Kondisi jembatan Wayumpu memperhatinkan tinggal tunggu rusak saja," katanya. (vit).