Harianmomentum.com--Sebuah bangunan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Yani tampak tidak terawat. Beberapa bagian plafon yang terbuat dari papan triplek jebol hingga terlihat rangka atapnya.
Bangunan yang berdiri di depan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Ahmad Yani tampak seperti gedung tua. Selain cat dindingnya tampak kusam dan kotor.
"Ruangan itu kosong dan sudah rusak plafonnya," ujar Saheri, keluarga pasien yang dirawat di rumah sakit plat merah itu, Selasa (12-3-2019).
Padahal, lanjut Saheri, pihak RSUD Ahmad Yani menempatkan pasien di pelataran gedung karena pasien membludak dan ruangan perawatan penuh.
"Dari pada dibiarkan rusak, mendingan diperbaiki untuk menampung pasien yang dirawat di luar ruangan. Kan kasihan pasien harus dirawat di ruang terbuka karena ruangan penuh," katanya.
Kerusakan yang sama juga terjadi di beberapa gedung RSUD Ahmad Yani. Seperti gedung IGD, dinding profil batu alamnya mengelupas. Bahkan, cat gedung rumah sakit juga sudah banyak yang mengelupas. Sehingga tampak gedung RSUD Ahmad Yani seperti kurang terawat.
Pada sisi lain, RSUD Ahmad Yani menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) Kota Metro. Menurut Ketua Komisi II DPRD Kota Metro, Tondi MG Nasution, penerimaan daerah dari rumah sakit tipe B tersebut mencapai Rp90 miliar per tahun.
"Lebih kurang pendapatan BULD-nya Rp80 sampai Rp90 miliar per tahun. Masak iya tidak mempersiapkan anggaran rutin perbaikan gedung. Kalau itu sampai tidak ada anggaran pemeliharaan berarti tidak benar. Karena itu kan untuk pelayanan, musim hujan begini gimana kalau atapnya jebol. Itulah gunanya anggaran pemeliharaan," cetus Tondi. (pie).
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com