MOMENTUM, Bandarlampung--Untuk mendorong gerakan masyarakat sehat (germas) guna pencegahan stunting, Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) mengadakan seminar orientasi kader.
Kegiatan bertajuk “gerakan masyarakat sehat (germas) untuk pencehagan stunting” itu bertempat di Hotel Bukit Randu, Bandarlampung pada Kamis (5-6 September 2019).
Sekretaris Umum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maymunah menjelaskan, stunting atau pendek adalah masalah kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama atau akibat makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Menurut dia, anak yang mengalami stunting tinggi badannya lebih pendek jika dibandingkan dengan anak seumurnya. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru akan terlihat saat anak berusia dua tahun.
“Data riset kesehatan dasar (Riskesadas) 2018, angka stunting di Indonesia bertengger di 30 persen. Artinya, sekitar 9,1 juta anak atau 3 dari 10 anak Indonesia masih mengalami stunting,” kata Margaret dalam sambutannya.
Berbagai intervensi baik spesifik atau sensitif untuk pencegahan stunting terus dilakukan kader Fatayat NU. Misalnya edukasi masyarakat soal asupan gizi seimbang, cara memasak yang benar, pola asuh, penggunaan sanitasi yang baik, dan semua penerapan gaya hidup sehat yang merupakan eksplorasi dari gerakan masyarakat sehat (germas).
“Usaha-usaha tersebut tentu tidak maksimal karena kerja berbasis kemasyarakatan membutuhkan kerja sama lintas sektor,” jelasnya.
Untuk itu Fatayat NU telah membentuk Barisan Nasional (Barnas) Fatayat NU Cegah Stunting. Barnas yang dibentuk pada 2017 merupakan realisasi dari komitmen F atayat NU untuk mencegah stunting.
“Kader Barnas tersebar di 34 provinsi yang bertugas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Melalui berbagai forum baik formal maupun tidak, kader Barnas memasukkan isu stunting agar masyarakat mulai terbiasa dengan istilah itu dan mencari tahu lebih dalam sehingga istilah stunting menjadi popular.
Harapannya, ketika istilah stunting sudah tidak asing lagi, masyarakat memiliki kesadaran yang meningkat untuk menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah stunting.
“Alhamdulillah, usulan Pimpinan Pusat Fatayat NU tentang Masalah pencegahan stunting masuk dalam rekomendasi Munas Alim Ulama PBNU tahun 2018,” katanya.
Baca juga: Tanggulangi Stunting, Fatayat NU Gagas Program Germas
Ketua PW Fatayat NU Lampung Kholida menambahkan, Nahdlatul Ulama (NU) menaruh perhatian yang serius terhadap masa depan anak-anak Indonesia. Bahkan Fatayat NU telah menerbitkan sebuah buku yang bertajuk pencegahan stunting dalam perspektif islam.
“Fatayat NU merasa perlu melanjutkan kerja advokasi cegah stunting yang dibarengkan dengan program Germas. Karena bagai mata uang yang tak terpisahkan, dua isu ini saling beririsan dan mempengaruhi satu dengan lainnya,” terangnya.
Sehingga, sambung dia, salah satu upaya intervensi yang efektif untuk mencegah stunting adalah melalui penerapan Germas. Program dan kegiatan yang dilakukan oleh Fatayat NU akan lebih terfokus pada gerakan lapangan yang langsung berinteraksi dengan masyarakat.
“Melalui kampanye Germas tahun ini, Fatayat NU akan lebih spesifik bekerja pada isu stunting melalui pendekatan pola asuh,” jelasnya.
Pendekatan ini bisa mencakup banyak hal, seperti pemberian asupan gizi, pola hidup sehat, menggunakan fasilitas yang higenis dan sebagainya.
“Penurunan angka stunting memang tidak bisa instan, perlu mengedukasi masyarakat dengan informasi yang akurat, komprehensif dan mudah dipahami,” terangnya.
Terkait pola asuh, manurut Fatayat NU adalah pendekatan yang paling mungkin dilakukan mengingat sasaran program adalah remaja, ibu muda termasuk di dalamnya ibu hamil, ibu menyusui dan keluarga .
“Melalui kegiatan ini Fatayat NU optimis dapat menyebarluaskan informasi tentang stunting lebih baik lagi dengan output yang dapat terukur,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, pada 2019 PP Fatayat NU mengadakan program germas untuk pencegahan stunting di tiga Provinsi yaitu Jawa Tengah, Lampung dan Sulawesi Selatan.
“Untuk Provinsi Lampung, kami mengadakan orientasi kader Fatayat NU dalam gerakan masyarakat hidup sehat (germas) untuk pencegahan stunting dengan sasaran dua kabupaten yakni Lampung Timur dan Lampung Selatan,” tuturnya.(acw)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com