MOMENTUM, Bandarlampung--Pasca beroperasinya Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), angka kecelakaan di Provinsi Lampung mengalami peningkataan signifikan.
Hal itu disampaikan Kapolda Irjen Purwadi Arianto saat membuka Focus Group Discussion (FGD) keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) di Hotel Bukit Randu, Senin (4-11-2019).
Purwadi menuturkan, berdasarkan data Direktorat Lalu Linta (Ditlantas) Polda Lampung, hingga September 2019, angka kecelakaan di Lampung mencapai 1.626 dengan jumlah korban 2.907, dan 405 jiwa di antaranya meninggal dunia.
"Jalan tol ini anugerah, tapi juga bisa jadi bencana, jika tidak tepat melewatinya," ujar Purwadi.
Menurut Purwadi, berbagai faktor turut menyumbang atas kenaikan angka kecelakaan tersebut seperti faktor manusia, cuaca, dan prasarana jalan yang belum memadai.
Berbagai faktor penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan tol tersebut, kata dia, harus segera dicarikan solusi. Pasalnya, jalan tol masih baru bagi masyarakat Lampung, sehingga masyarakat masih butuh waktu untuk menyesuaikan berkendara di jalan tol.
"Ini tantangan bagi semua bagaimana bentuk komunikasi yang tepat bagi masyarakat Lampung," kata Purwadi.
Dia melanjutkan, jika berbagai faktor penyebab kecelakaan tidak segera diatasi, maka angka kecelakaan di jalan tol akan terus bergerak naik.
Pada FGD bertema 'Mewujudkan road safety menuju zero accident di Provinsi Lampung' hadir sejumlah pembicara seperti Direktur Lalu Lintas Polda Lampung Kombes Chiko Ardwiatto, akedemisi Universitas Lampung Dwi Harianto, Kepala Cabang PT Hutama Karya Hanung Hanindito, dan Plt Kadis Perhubungan Provinsi Lampung Bambang Sumbogo dengan moderator Rayahu Sulistyorini, dari Institut Teknologi Sumatera.
Direktur Lalu Lintas Polda Lampung Kombes Pol Chiko Ardwiatto mengatakan, pihaknya melaksanakan FGD tingkap provinsi yang selanjutnya hasil FGD akan ditindaklanjuti oleh masing-masing kabupaten kota terkait bagaimana menciptakan kamseltibcarlantas dan juga menekan angka kecelakaan yang berakibat fatal yakni meninggal dunia.
"Kecelakaan itu tidak bisa diprediksi. Maka kepolisian dan instansi terkait melaksanakan upaya-upaya yang konkrit, secara bersama baik itu jangka pendek yang akan kita laksanakan secara cepat, menengah maupun jangka panjang," beber Chiko.
Disinggung terkait beban muatan berlebih yang dibawa truk dan lampu belakang tidak ada menjadi penyebab kecelakaan, Chiko mengungkapkan, kedepan pihaknya akan lebih banyak memberikan edukasi pada masyarakat, disamping itu pihaknya juga akan melakukan penegakan hukum di lapangan.
"Kita akan berikan sedikit keringanan kalo mau beli (lampu) dulu di tempat terdekat, ganti dulu lampunya baru kita ijinkan jalan. Sedangkan untuk over loading dan dimensi, kami sudah bekerjasama dengan dishub. Beberapa waktu yang lalu kita sudah melakukan pemotongan langsung yang dilakukan dishub terhadap over dimensi dan over loading tersebut yang banyak dilakukan oleh usaha-usaha angkutan," pungkasnya.(iwd)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com