Harianmomentum--Pengungkapan sindikat penyedia jasa konten kebencian Saracen oleh
Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Polri, mengafirmasi bahwa
meningkatnya turbulensi kebencian atas sesama dalam dinamika sosial politik
setahun terakhir ini adalah by design.
Menurut Ketua SETARA Institute,
Hendardi, situasi sosial yang rentan, kelompok intoleran yang eksis dan
berpengaruh, hasrat berkuasa dengan menggunakan segala cara, membuat kelompok
Saracen mendapatkan ceruk pasar yang luas.
'Pekerjaan' kelompok Saracen
merupakan kejahatan serius karena implikasi yang ditimbulkan dari konten
kebencian adalah ketegangan sosial, konflik, diskriminasi, xenophobia dan
kekerasan.
“Bahkan pertemuan kelompok ini
dengan para avonturir politik yang berkeliaran di republik ini, jika dibiarkan,
bisa mengarah pada genosida (pemusnahan massal, Red),” jelasnya, Senin (28/8).
Keberhasilan Direktorat Siber,
sebuah direktorat baru yang dibentuk pada Maret 2017, diharapkan dapat
berkontribusi mengurangi dan terus mencegah konten-konten kebencian di masa
depan.
Pencegahan konten kebencian bukan
hanya untuk mendukung pelaksanaan agenda-agenda politik elektoral pada musim
Pilkada 2018 dan Pilpres 2019, tetapi yang utama ditujukan untuk pencegahan
kebencian, diskriminasi dan kekerasan.
Meskipun demikian, pengungkapan
Saracen hanyalah salah satu cara yang diharapkan mampu memulihkan ruang publik
kita yang lebih toleran.
Hal utama lain yang harus dilakukan adalah menghadirkan teladan elit, membangun kebijakan yang kondusif bagi promosi toleransi dan keberagaman, serta penegakan hukum yang adil atas setiap praktik intoleransi, diskriminasi, dan kekerasan yang berpusat pada kebencian atas dasar apapun. (red)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com