Harianmomentu--Kinerja
insan pers, khususnya media cetak dalam penyajian berita harus mampu
mengimbangi pesatnya kemajuan teknologi komunikasi.
Teknis
penulisan berita pola hard news atau streight news yang biasa dipakai media
cetak, dinilai sudah ketinggalan zaman.
"Teknis
penulisan hard news, semata hanya menghadirkan fakta permukaan. Pers cetak
perlu mengubah pola ini dengan teknis penulisan lain yang memasukan unsur
lain yang terjadi dibalik berita atau prediksi," kata Sekretaris
Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Wina Armada Sukardi.
Wina
menyampaikan hal itu dalam diskusi bertajuk Meningkatkan Kompetensi Wartawan yang
diselenggarakan PWI Jaya di Jakarta, Selasa (21/3).
Menurut
Wina, jika pers cetak masih tetap mengandalkan pola penulisan hard news
dalam penyajian berita, maka bersiap digilas zaman alias ditinggalkan pembaca.
Dia
menerangakan, saat ini dengan kemajuan teknologi informasi, masyarakat lebih
mudah dan cepat mengakses berita melalui media online.
Teknis
penulisan hard news yang mengedepankan fakta permukaan dalam penyajian berita,
tentunya menjadi sarana efektif bagi media online untuk menyebarkan informasi
terkini.
Merebaknya
media online, saat ini telah menggiring media cetak pada fase sunset industri
atau industri senja.
Karena itu,
lanjut dia, suka tidak suka media cetak harus berinovasi dalam pola penyajian
berita. Salah satunya dengan mengubah pola penulisan hard news.(Rls)
Editor: Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com