MOMENTUM, Gedongtataan--Pelakasanaan salat Idulfitri 1442 Hijriah di Kabupaten Pesawaran tidak seramai biasanya. Sebab, masyarakat diimbau untuk tidak menggelar salat berjemaah di masjid.

Data yang dihimpun harianmomentum.com, banyak tempat ibadah yang secara tegas meniadakan salat Id, salah satunya masjid Islamic Center Pesawaran. Masjid di jantung kota Andan Jejama itupun secara resmi menerbitkan surat edaran tidak akan menggelar salat id berjemaah.

Hal tersebut berdasarkan keputusan pengurus masjid yang tertera dalam Surat Edaran Nomor: 011/MA.Ar/IC-Pawr/V/2021 tentang Peniadaan Pelaksanaan Salat Idulfitri 1442 H/2021 M di Masjid Agung Ar-Rayyan Islamic Centre Pesawaran.

Ketua Harian Masjid Islamic Centre Pesawaran Uli Nuha, menyebut keputusan itu sebagai tindaklanjut surat edaran gubernur Lampung dan bupati Pesawaran mengenai anjuran untuk melaksanakan ibadah salat id di rumah.

“Ya, edaran ini kita buat untuk meneruskan surat edaran yang sudah dikeluarkan oleh Pak Gubernur dan Pak Bupati. Kita juga memberikan tembusan kepada Polres, Bupati serta Satgas penanganan pandemi," sebut Uli kepada harianmomentum.com, Sabtu (8-5-2021).

Menurut dia, keputusan tersebut diambil untuk mencegah terjadinya kerumanan ketika salat ied berlangsung. "Ini upaya kita untuk mencegah terjadinya kerumunan, tahun lalu kita tidak ada pengumuman kalau disini ada salat ied tapi jamaah yang hadir membeludak jadi tahun ini kita mencegah hal tersebut terulang lagi," tuturnya.

“Tahun lalu kita adakan salat ied karena permintaan dari para jamaah jadi kita sudah urus surat izinnya tapi kalau tahun ini benar-benar tidak ada salat ied di sini,”  tambahnya.

Bahkan, pihaknya sudah memberitahukan masyarakat mengenai peniadaan salat ied tersebut agar tidak terjadi potensi kerumunan yang dapat menimbulkan kluster baru penyebaran virus corona.

“Ya kita sudah beritahu masyarakat, sehabis salat jumat kita umumkan kepada masyarakat kalau tidak ada salat ied dan kita juga sudah menyampaikan kepada pemkab untuk diteruskan kepada masyarakat,” tutupnya.(**)

Laporan: Rifat Arif

Editor: Agus Setyawan