MOMENTUM, Sukadana--Pencegahan dan penanggulangan stunting menjadi tanggung jawab dan komitmen bersama.
Hal itu disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lampung Timur Yus Bariah Dawam, usai mengikuti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Kampanye Pencegahan Stunting di Kecamatan Wayjepara, Senin (8-11-2021).
"Salah satu prioritas pembangunan kesehatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 adalah percepatan perbaikan gizi khususnya menurunkan prevalensi stunting," ujar Yusbariah.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu sejak janin hingga anak berusia dua tahun.
"Penyebab stunting sangat kompleks. Untuk mencegah stunting, dikenal dua kategori intervensi, yaitu spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik berkenaan dengan intervensi kesehatan dan berkontribusi hanya 30 persen dalam penurunan stunting sedangkan intervensi sensitif mencakup intervensi nonkesehatan yang berkontribusi 70 persen terhadap penurunan stunting," tambahnya.
Dia melanjutkan upaya pencegahan stunting spesifik pada ibu hamil yaitu memberikan makanan tambahan pada ibu hamil, mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat, mengatasi kekurangan iodium, menanggulangi kecacingan pada ibu hamil, melindungi ibu hamil dari malaria.
"Sedangkan untuk ibu menyusui dan anak hingga usia enam bulan, melakukan inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif," kata Yusbariah.
Di Lampung Timur tahun 2021 menjadi lokus stunting dengan jumlah desa 15 lokus yaituJayaasri, Sumberagung, Kibang, Margototo, Balekencono, Rejoagung, Adiwarno, Telogorejo, Buanasakti, Ramanfajar, Rejokaton, Rantaufajar, Tambahdadi, Labuhanratu 2, Labuhanratu Danau dan hari ini di lokus Wayjepara. (*)
Laporan: Arif Fahrudin
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com