MOMENTUM, Bandarlampung--Demonstrasi masih menjadi peringatan rutin di Hari Buruh Internasional (May Day) tepat pada, 1 Mei 2024.
Di Lampung, demo buruh berlangsung di dua titik yakni di Tugu Adipura Bandarlampung dan di depan kantor Pemerintah Provinsi Lampung.
Salah satu orator aksi di Tugu Adipura mengatakan, kaum buruh tak akan berhenti memperjuangkan nasib buruh, petani dan rakyat kecil.
"Buruh adalah pemimpin perjuangan dan perubahan, petani adalah tokoh buruh yang membawa perubahan. Maka kami hari ini turun ke jalan sebagai perjuangan sentral perubahan," kata salah satu orator.
"Indonesia hari ini dikuasai elit elit politik dan oligarki. Apakah kita masih mau menitipkan harapan dan asa kita kepada penguasa yang menghamba terhadap oligarki. Maka kita sendiri yang harus berkuasa," sambungnya.
Ia menegaskan, kaum buruh yang paling tau keadaan rakyat saat ini.
Di kesempatan itu, salah satu massa aksi dari Serikat Pekerja Karya Mandiri Fermentech (SPKMF) yang juga tergabung dalam aksi buruh Konfederasi Serikat Nasional (KSN) yang dikoordinir oleh Pusat Perjuangan Rakyat Lampung (PPRL), Yogi berharap seharusnya pemerintah pusat dan daerah dapat saling berkoordinasi untuk mengontrol harga-harga bahan pokok dan BBM agar tetap stabil walaupun upah minimun provinsi (UMP) naik.
“Upah minimum dengan kebutuhan hidup sangat timpang apalagi kemarin pas harga beras naik,” kata dia.
Bapak dengan anak satu, yang beralamat di Desa Malangsari ini terpaksa mencari kerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
“Sebetulnya kenaikan UMP itu kalau kita bilang kurang, itu pasti kurang. Namanya kebutuhan hidup kita cari dari luar pabrik. Kita usaha dari luar gaji,” ungkap Yogi.
Tak hanya buruh, aksi ratusan massa itu juga diikuti oleh mahasiswa. Mereka juga kompak menuntut pemerintah untuk pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja dan OutSourcing dengan upah murah (HOSTUM).
"Kegiatan May Day hari ini kami bergerak dengan mahasiswa dan kawan-kawan serikat buruh lain," ujar Ketua Federasi Serikat Buruh Karya Utama (SBKU) Wilayah Lampung, Heru Purwanto.
Ia mengaku, yang dituntut pada aksi kali ini pemerintah segera mencabut UU Cipta Kerja dan upah murah.
"Tuntutan kita sesuai dengan tema festival may day berlawan, kami gabungan dari rakyat melawan untuk pemerintah segera mencabut UU Cipta Kerja dan upah murah," tegasnya.
Ia menyampaikan, aksi kali ini berbeda dengan yang lain, karena pihaknya juga menggelar bakti sosial.
"Aksi kita ini juga bergeser untuk mengadakan kegiatan yang bermanfaat, nanti kami bersama mahasiswa ada pembagian baju layak pakai, pemeriksaan kesehatan gratis dan lainnya," ungkap dia.
Hal itu, kata dia, lantaran masih banyak di sekeliling kita yang masih membutuhkan.
"Jadi kami juga aktif dan konsen dengan kegiatan sosial, seperti penindasan atau ada warga miskin kota yang kadang digusur," sebutnya.
Guna kelancaran aksi May Day tersebut, Polresta Bandarlampung menerjunkan 620 personel dalam orasi pada "May Day" di dua lokasi tersebut.
"Untuk pengamanan hari buruh, kami turunkan 620 personel dari jajaran Polresta Bandarlampung, serta didampingi dengan personel dari Polda Lampung dan Kodim 0410/KBL," kata Kapolresta Bandarlampung Kombes Pol Abdul Waras.
Menurutnya, berdasarkan pemantauan kegiatan penyampaian pendapat di muka umum di dua lokasi tersebut sejauh ini berjalan aman, kondusif dan lancar tanpa ada aksi yang berlebih dari para peserta.
"Dimana tuntutan teman-teman buruh masih sama terkait Undang-undang Omnibus Law," kata dia. (**)
Editor: Agus Setyawan
E-Mail: harianmomentum@gmail.com