MOMENTUM, Kotabumi--Oknum pendamping desa inisial HB diduga kelola pekerjaan pemeliharaan (tambal sulam) jalan lapis penetrasi macadam (lapen) sebelum ditingkatkan ke pekerjaan lapis tipis aspal pasir (latasir) milik Desa Sindangmarga, Kecamatan Tanjungraja, Lampung Utara.
Menurut keterangan salah satu pekerja, Ribut, mendapatkan pekerjaan dari oknum pendamping desa inisial HB dengan borongan pekerjaan Rp15 ribu per meter.
Pekerjaan tambal sulam sepanjang 300 meter dengan penanganan secara patching (penambalan) pada titik kerusakan tersebar.
Saat ditanya pekerjaan tambal sulam jalan lapen menghabiskan berapa banyak aspal, ribut menjelaskan hanya habis tiga drum saja aspalnya, sepanjang 300 meter itu.
“Kerjaan lurah (kades) 600 meter latasir, tapi cuma 300 meter yang tambal sulam lapen. Saya nggak kenal dengan Kadesnya. Saya rundingan dengan pendamping HB. Bahannya saya disuruh beli, duitnya dikasih oleh pendamping HB. Borongan per meternya Rp15 ribu, Lapen sudah selesai cuma habis tiga drum aspalnya, tapi pekerjaan latasirnya belum dikerjakan karena nunggu pabrik (AMP) produksi, entah kapan itu. Kalau upah kerjanya udah dikasih sama HB sebelum kami mulai kerja. Pak HB itu langsung datang ke rumah saya sendirian, nganter uangnya,” ungkap Ribut, saat dikonfirmasi sejumlah awak media, Jumat, 28 Juni 2024.
Terpisah, oknum pendamping desa inisial HB saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon selulernya membantah sebagai pemborong pekerjaan latasir dengan penanganan tambal sulam pada lapen yang kondisinya telah mengalami kerusakan.
Dia berkilah hanya mendampingi dan mengarahkan cara kerja sesuai dengan tupoksi sebagai pendamping desa teknik infrastruktur (PDTI) pada kecamatan setempat.
“Enggak benar itu. Yang mengerjakan pihak desa, saya hanya mendampingi dan mengarahkan. Minta carikan pekerja yang bagus (terlatih), saya suruh nego dan ngomong sendiri,” kilahnya.
Oknum pendamping desa inisial HB beranggapan kasus yang dituduhkan pada dirinya, hingga dicecar oleh sejumlah rombongan yang diduga jurnalis untuk konfirmasi yang disinyalir utusan seseorang yang ingin menjatuhkan nama baiknya.
“Kemarin itu juga sudah ada yang masuk dua mobil, kayaknya ada yang nyuruh-nyuruh, bukan saya enggak tahu itu,” ujarnya.
Kepala Desa Sindangmarga, Kecamatan Tanjungraja, saat dikomfirmasi melalui sambungan telpon 0852792467XX WhatsApp tidak ada jawaban.(**)
Editor: Agus Setyawan
E-Mail: harianmomentum@gmail.com