Harianmomentum.com - Kisruh pembagian kios Pasar Wayhalim yang baru direnovasi diduga karena ada oknum yang memperjual-belikan kios. 

Dugaan itu diungkapkan sejumlah pedagang yang mengaku ditawari oknum tertentu untuk membeli kios. Bahkan, pedagang sembako Pasar Wayhalim Sumarto menyebut oknum keamanan Pasar Wayhalim sebagai makelar jual beli kios.  

Sebelum pelelangan kios bergulir, dia mengaku ditawari oleh oknum keamanan itu agar bersedia menjual kiosnya dengan harga Rp40 juta.

"Saya tidak mau. Saya berdagang ini untuk seumur hidup, bukan sementara. Masa dengan duit Rp40 juta saya disuruh hengkang dari kios yang telah memberika makan keluarga saya," kata dia. 

Kendati dia menolak, namun saat pembagian kios dia tidak memperoleh kios. Meski secara hukum, dia salah satu pemilik sah kios Pasar Wayhalim yang direnovasi. "Kok saya bisa tidak dapat, padahal sebelum pengundian, nama saya ada. Tapi waktu pengundian nama saya tidak ada," katanya.

Karena itu, dia akan berjuang memperoleh lapak kios yang menjadi haknya. "Sampai kapan pun, saya akan terus berupaya merebut hak saya yang dirampas," tandasnya.  

Senada dikatakan Dedi, pedagang busana. Sebelum pengundian kios, lapak hamparannya sempat ditawar oleh onkum keamanan Pasar Wayhalim untuk dijual dengan harga sampai Rp10 juta. 

"Lapak saya ini pernah ditawar. Lapak saya kan hamparan, lebih murah harganya sekitar Rp1 sampai Rp10 Juta," kata dia yang menyatakan tidak akan menjual lapaknya. 

Selain itu, dia mengungkap saat pengisian formulir sebagai penerima lapak hamparan dikenakan uang Rp250 ribu. Ini juga terjadi kepada rekan-rekannya. "Formulir sudah saya isi, kok saya tidak mendapatkan lapak," kata dia. (aji).