Harianmomentum.com--Menjelang
u Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah/2018 Mesehi, komoditi buah nanas mulai
membanjiri sejumlah pasar di Kabupaten Pringsewu. Salah satunya Pasar
Sarinongko di kawasan Terminal Pringsewu.
Buah
yang menjadi bahan utama pembuatan selai dan beragam kue itu, sudah mulai
dipasok para pedagang sejak awal puasa Ramadan.Sebagian besar, buah nanas itu dipasok
oleh pedagang grosir dari perkebunan di wilayah Kabupaten Lampung Tengah
Pada awal pada bulan puasa hanya terlihat beberapa
lapak penjual nanas. Semakin dekat , dengan Hari Raya Idul Fitri, lapak
pedagang penjual nanas pun semakin banyak di Pasar Sarinongko dan pasar-pasar
lain di Kabupaten Pringsewu.
Para pedagang
menjual nanas dengan harga bervariasi, mulai dari Rp4 ribu hingg Rp7.500 per buah, tergantung
besar kecil ukuran.
"Ya
mas pada awal puasa kemarin, saya buka lapak dan hanya mengirim semobil dulu
saja, karena biasanya belum ramai pembeli. Tapi sekarang pasokan kita tambah,"
kata Samijo (49) pedagang nanas di Pasar Sarinongko pada harianmomentum.com,
Selasa (5/6/2018).
Para
pedagang di Pasar Sarinongko menjual nanas dengan sistem a grosir atau borongan.
Kemudian oleh pembeli, nanas tersebut dijual kembali dengan sistem eceran.
"Sebenarnya
kami hanya melayani grosiran atau borongan saja, tetapi jika ada yang ingin
beli eceran ya kami layani juga. Harganya
sama dengan harga eceren," jelas Samijo yang mengaku sudah sepuluh tahun
menggeluti profesi sebagai pedagang
nanas di Pasar Sarinongko.
Menurut
dia, biasanya para pembeli mulai ramai pada pertengahan puasa. “Selain pedagang
eceran, para pembeli juga berasal dari masyarakat umum, untuk dibuat selai atau
campuran es buah.
"Apalagi
seminggu menjelang lebaran, kami juga sering kewalahan karena banyaknya
permintaan baik dari pedagang grosir, borongan maupun masyarakat yang sengaja
ingin membuat sale," ungkapnya.
Lelaki
setengah baya itu menuturkan, biasanya satu pekan menjelang lebaran, stok nanas
di pengepul sekitar perkebunan sudah habis.
"Jika
kami sudah tidak kebagian barang lagi, ya terpakasa istirahat sambil
menghabiskan dagangnnya yang masih tersisa sedikit," jelasnya.
Samijo
mengatakan, dari hasil berdangang nanas musiman tersebut, dia bisa meraup
keuntungan rata-rata Rp15juga hingga Rp20juta.
Hal senada
dikatakan Mahmudi (40) warga Lampung Tengah yang juga pedagang buah nanas musiman di Pasar Sarinongko.
"Yang
jelas tergantung biaya operasionalnya. Kalau pengeluaran operasionalnya
sedikit, berarti untungya akan besar juga. Alhamdulillah kalau Rp20 juta pasti
dapat untung dalam sebulan berdagang nanas," akunya.
Terpisah,
Warti (32) warga Pringsewu Utara mengatakan,
sengaja membeli nanas untuk bahan membuat
kue lebaran yang akan kembali dijual.
“Sejak
awal puasa, saya sudah beli nanas dua
ratus sampai 300 buah, untuk bahan buat kue lebaran. Terus kuenya saya jual
lagi ke masyarakat,” kata Warti.
(lis)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com