Harianmomentum--Miskin bukanlah suatu kesalahan yang harus disesali.
Pernyataan itu dilontarkan oleh pria lanjut usia Hasanudin (60) warga Desa
Banjaragung Kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara.
"Saya dan istri
(Masnona--50) selama ini hidup dalam keterbelakangan serta kemiskinan, namun
ini tidak menjadi masalah asalkan tetap dalam kebahagiaan," kata Hasan
kepada harianmomentum.com, Senin (1/5).
Menurut dia, hidup di
gubuk yang nyaris ambruk memang menjadi ketakutan tersendiri, namun tetap harus
dijalankan dengan penuh semangat.
Pria yang menghidupi
keluarga dengan bekerja sebagai penyadap karet itu mengaku akan terus bekerja
meski dengan tubuh renta guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Kalau tidak
kerja, bagaimana saya dan istri bisa makan mas," ujarnya. Ia mengatakan
telah hidup di gubuk milik tetangganya berukuran 3x4 meter itu selama tiga
tahun.
"Anak-anak sudah
tidak hidup bersama kita lagi, dua di antaranya sudah menikah dan satu lagi
merantau," kata dia.
Ditanya soal bantuan
bedah rumah, Hasanudin menuturkan, tidak mengetahui adanya program bantuan
pemerintah semacam itu.
"Saya tidak tahu
kalau ada bantuan seperti itu, tapi kalau memang layak mendapat bantuan, tentu
saja saya tidak akan menolaknya," kata dia.
Harapan bantuan
pemerintah, ia mengatakan, kalau memang harus berharap adanya bantuan tentu
akan senang hati menerimanya. "Saya senang kalau memang pemerintah dapat
membantu, tapi selama saya masih bisa bekerja, saya akan terus giat memberikan
yang terbaik bagi keluarga," kata dia.(Red)
Editor: Harian Momentum
E-Mail: harianmomentum@gmail.com