Warga Gunungkatun Tanjungan Pertanyakan Realisasi DD

Tanggal 29 Agu 2017 - Laporan - 1276 Views
Bangunan sumur bor tanpa mesin pompa air di Tiyuh Gunungkatun Tanjungan yang diduga dibangun menggunakan Dana desa.

Harianmomentum--Realisasi kegiatan pembangunan program Dana Desa (DD)  di Tiyuh (desa) Gunungkatun Tanjungan, Kecamatan Tulangbawang Udik, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) dipertanyakan warga.

 

Warga menuding sejak tahun 2016, relisasi pembangunan melalui anggaran DD tidak jelas. Warga juga mengaku tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan mau pun pelaksanaan realisasi program DD.       

 

“Bangunan sumur bor ini salah satu bukti ketidak jelasan realisasi program DD. Lihat saja, tidak ada mesin penyedot airnya, hanya tower dan tong penampung air saja. Bagai mana sumur bor ini bisa difungsikan, kalau tidak ada mesinnya,” kata seorang warga setempat, selasa (29/8).

 

Saat dikonfermasi Kepalo Tiyuh Gunungkatun Tanjungan Sahlan menyangkal tudingan tersebut. 

Menurut dia, dana pembangunan sumur bor yang tidak bermesin itu  berasal dari sumbangan pribadinya dan swadaya masyarakat, tidak menggunakan anggaran DD.

 

“Pembangunan sumur bor yang tak bermesin itu mutlak milik pribadi saya dan sumbangan warga, bukan menggunakan dana desa,” sangkal Sahlan.

 

Dia menerangkan, pembangunan sumur bor itu didasari keprihatinan terhadap warga lanjut usia, agar memudahkan untuk berwudhu.  

“Niat saya dan warga untuk memudahkan para orang tua mengambil air wudhu. Airnya nanti kita alirkan pakai selang dari sumur bor di balai tiyuh,” terangnya.

 

Secara terpisah, keterangan Sahlan tersebut dibantah warga lainnya."Semua itu tidak benar, hanya akal-akalan dia (Sahlan) saja. Setiap tahun memang penggunaan DD tidak jelas, dia semuanya mengaturnya. Kalau itu memang milik pribadi dan sumbangan warga, kami tidak pernah merasa dimintai sumbangan. Lalu warga yang mana,” bantahnya.

 

Selain itu, warga juga mempertanyakan bantuan modal untuk Badan Usaha Milik Tiyuh (BUMT) yang tidak jelas realisasi penggunaannya. 

 

“Tahun 2016, bantuan modal untuk BUMT itu Rp20 juta, tahun 2016 Rp60 juta. Lalu apa bentuk usaha yang dikelola BUMT itu?  Jangankan usahanya, pengurusnya saja selalu diganti-ganti oleh kepalo tiyuh,” ungkapnya. (frk)

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Cegah DBD, Polres Tubaba Fogging di Lingkunga ...

MOMENTUM, Panaragan--Polres Tulangbawang Barat (Tubaba) mengerahk ...


Tubaba Bimtek Smart Village ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Pemerintah Kabupaten Tulangbawang Barat ...


Polres Pringsewu Bantu Cegah DBD ...

MOMENTUM, Pringsewu--Upaya pencegahan dan penanggulanan penyakit ...


Warga Podomoro Berharap Revitalisasi Bendunga ...

MOMENTUM, Pringsewu--Para petani di Pekon Podomoro, Kecamatan Pri ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com