Terapkan Trisakti Bung Karno, Mukhlis Basri Gemakan Budaya Lampung pada Generasi Milenial

Tanggal 29 Agu 2018 - Laporan - 1008 Views
Bacaleg DRP RI Mukhlis Basri (baju merah/dua kanan) membaur bersama masyarakat.

Harianmomentum.com--Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Lampung Mukhlis Basri gemar mengikuti kegiatan budaya masyarakat guna melestarikan keberadaannya kepada generasi milenial.

Hal itu dilaksanakan Mukhlis Basri sebagai bentuk penerapan trisakti Bung Karno yakni berdikari dalam politik, bidang ekonomi serta berkepribadian budaya.

Keberhasilan Mukhlis Basri membangun Lampung Barat selama dua periode (2007-2012 dan 2012-2017) sebagai bupati tidak terlepas dari niat tulusnya melestarikan  tradisi masyarakat Lampung, termasuk menggemakan berbagai budaya yang hampir dilupakan generasi milenial.

Bahkan, Mukhlis menjadikan budaya muslim seperti Hadrah dan bedikekh pada ajang perhelatan adat terutama prosesi pernikahan dimasukkan dalam materi lomba berbagai festival.

Bukan itu saja, Mukhlis tidak hanya sebatas memfasilitasi untuk menjaga warisan leluhur tersebut. Mukhlis secara langsung ikut belajar dan berbaur dengan masyarakat setiap menghadiri acara bedikekh dan Hadrah yang dilakukan masyarakat di berbagai daerah.

"Bedikekh dan Hadrah ini merupakan budaya masyarakat Islam di Lampung, jadi wajib bagi kita generasi penerus bangsa untuk melestarikannya," kata Mukhlis, saat dikonfirmasi selesai ikut bedikekh di salah satu rumah warga beberapa waktu lalu.

Menurut Mukhlis, generasi muda harus bangga dengan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Lampung, jadi sudah kewajiban kita untuk melestarikan dan menjaga serta ikit serta belajar.

Salah satu yang harus dilestarikan dan dibumikan kata Mukhlis alat musik tradisional Gamolan Pekhing, yang merupakan alat musik asli Lampung yang bisa menjadi pengiring berbagai lagu, serta memiliki suara yang khas (merdu).

"Apa bedanya antara Gamolan Pekhing dengan Gamelan milik saudara kita dari tanah Jawa, yang material alatnya sama-sama dari bambu. Tidak menutup kemungkinan Gemolan Pekhing akan dikenal oleh dunia seperti Gamelan Jawa, apabila kita sama-sama mengangkat dan membanggakannya," harap Mukhlis.

Untuk itu, Mukhlis berharap kelak Pemprov Lampung memfasilitasi penggalian dan pelestarian adat budaya terutama alat musik tradisional Lampung, sehingga seluruh kabupaten/kota di Lampung bisa menunjukkan jati diri masyarakat Lampung melalui alat musik yang dimiliki.

"Kabupaten/kota di Lampung mempunyai ciri masing-masing baik Hadrah dan bedikekh serta permainan alat musik tradisional, jadi kalau Pemprov Lampung memfasilitasi untuk menyatukan budaya dalam satu event tentu akan menimbulkan kreativitas anak muda untuk belajar dan berinovasi," tandasnya.(red)

Editor: Harian Momentum


Comment

Berita Terkait


Kontes Bonsai HUT Tubaba, Bonsai Serut dari B ...

MOMENTUM, Panaragan--Bonsai serut milik Supriyadi Alfian dari Ban ...


Artc Corner, Studio Lukis yang Menawarkan Art ...

MOMENTUM, Bandarlampung--Kabar gembira bagi pecinta seni di Banda ...


Puluhan Grup Nyambai Bertarung di Pesagi Cult ...

MOMENTUM, Liwa -- Puluhan grup nyambai bertarung dalam Pesagi Cul ...


Belasan Grup Ikut Festival Kuda Kepang di Pri ...

MOMENTUM, Pringsewu--Sedikitnya 15 grup kesenian kuda kepang dari ...


E-Mail: harianmomentum@gmail.com