MOMENTUM, Liwa--Memasuki tri wulan ketiga tahun 2020, stok pupuk bersubsidi di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) menipis. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk para petani selama tiga  tiga bulan mendatang, pemkab setempat akan kembali mengusulkan tambahan kuota pupuk bersubsidi.

Kepala Seksi Pestisida dan Alsintan pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Lambar Falent Herindo membenarkan kondisi stok pupuk tersebut.

"Iya stock pupuk bersubsidi menipis, tapi kami sudah diminta oleh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), untuk meminta tambahan ke provinsi," kata Falen, Selasa (29-9-2020).

Dia menerangkan, untuk kebutuhan pupuk bersubsidi di 15 kecamatan, pihaknya mengalokasikan 7. 265 ton pupuk urea. Namun, tanggal 9 September terjadi peningkatan permintaan kebutuhan pupuk dari petani. Akibat, total pupuk yang terserap ke petani mencapai 6.600 ton.

Begitu juga dengan pupuk jenis SP-36 dari alokasi 1.576,5 tonn, sudah terserap 1.527 ton dan ZA dari 3.306 ton terserap 2.609 ton. 

Sedangkan untuk pupuk NPK-Phonska  dari 5.653 ton terserap 5.555 ton, serta pupuk organik dari alokasi 890 ton terserap 486 ton.

Menurut Falent terdapat tiga jenis pupuk yang sangat tinggi permintaan dari petani: Urea, SP-36 dan Phoska. Tiga jenis pupuk tersebut selalu digunakan oleh para petani. 

"Asumsi di atas 90 persen ini, sangat sensitip karna kebutuhn tinggi, seperti: Urea, Sp-36 dan phoska. Serapan per tanggal  9 September sudah mencapai di atas 90 persen. Artinya sisa tiga bulan. Jadi kami minta tambahan ke provinsi," jelasnya. (**)

Laporan: Sulemi Wahyu

Editor: Munizar